Khalifah Umar bin Khatab adalah sahabat yang terkenal berwatak keras,
berdarah panas dan suka berterus terang. Tetapi justru karena wataknya itulah,
dia sering “dilabrak” orang. Sekalipun demikian semua kritik dan teguran
diterimanya dengan lapang dada. Di sinilah letak kebesaran pribadi Umar bin Khatab.
Seperti hanya Khalifah Abu Bakar, maka Umar bin
Khatab juga mengucapkan pidato, sewaktu dilantik menjadi khalifah. Isi pidatonya
itu tidak jauh berbeda dengan pidato yang diucapkan Abu Bakar. Bahkan dalam
beberapa bagian persis sama.
“Sesungguhnya aku telah dipilih menjadi khalifah
untukmu, padahal aku bukanlah orang yang paling baik di antara kalian. Oleh karena
itu, bila kalian melihat aku bertindak benar, maka bantulah aku. Sebaliknya,
bila aku berbuat salah, betulkanlah aku…,” kata Khalifah Umar bin Khatab
memulai pidato.
Mendengar pidato itu, maka berkatalah seorang
sahabat bernama Sha’luq, “Demi Allah.” katanya, sehingga membuat yang lain
terkejut, “Jika ketahuan oleh kami bahwa Anda tidak jujur…, maka kami akan
segera membetulkan dengan ujung pedang ini!” teriaknya sambil mengacungkan
pedang.
Kelancangan Sha’luq tentu saja mengejutkan semua
orang yang hadir di situ. Namun, tidak ada seorang pun yang berani membuka
mulut. Suasana menjadi tegang. Semua orang khawatir kalau-kalau khalifah yang
baru itu naik pitam dan memukul Sha’luq. Tetapi ternyata Khalifah Umar
tenang-tenang saja. Tidak sedikit pun nampak kemarahan di wajahnya. Bahkan sambil
senyum dia menjawab, “Alhamdulillah……Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikan ummat-Nya di tengah-tengah kita, yang sanggup membenarkan
khalifahnya dengan ujung pedang!”
Maka suasana pun menjadi cerah kembali, sehingga
upacara pelantikan berjalan lancar.
Memang aneh! Ketika pidato itu diucapkan oleh Abu
Bakar, tidak seorang pun yang berani memotong. Apalagi mengancam akan membenarkan
dengan ujung pedang. Tetapi ketika pidato itu keluar dari mulut Umar bin Khatab,
ada orang yang berani memotongnya. Benarlah kata pepatah, “Bagaimana bunyi
gendangnya, begitu pula gerak tariannya…”
Umar bin Khatab menjadi khalifah pada tahun 634 M
hingga tahun 644 m.
Sumber :
Endang
Basri Ananda (1998). Ketika Maut Telah
Datang. CV Lugina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar